Profil Desa Kaliurip
Ketahui informasi secara rinci Desa Kaliurip mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Kaliurip, Kemiri, Purworejo. Menelusuri potensi desa agraris dari perkebunan durian dan cengkeh, peternakan kambing etawa, serta pesona wisata alam Curug Sidandang yang menjadi daya tarik utama di Purworejo.
-
Sentra Durian dan Perkebunan Unggulan
Desa Kaliurip merupakan salah satu pusat penghasil durian lokal berkualitas di Kecamatan Kemiri, yang didukung oleh sektor perkebunan cengkeh dan peternakan kambing etawa sebagai penopang ekonomi utama.
-
Destinasi Wisata Alam Curug Sidandang
Desa ini menjadi tuan rumah bagi Curug Sidandang, salah satu air terjun paling populer di Kabupaten Purworejo, yang pengelolaannya berbasis masyarakat melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
-
Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Wisata
Keberadaan Curug Sidandang mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif dan UMKM di sekitarnya, mulai dari kuliner lokal, penjualan oleh-oleh, hingga jasa pariwisata yang memberikan nilai tambah bagi masyarakat.
Desa Kaliurip, sebuah desa permai yang terhampar di lembah perbukitan Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo, menawarkan sebuah perpaduan unik antara kekayaan agraris dan pesona wisata alam. Nama "Kaliurip" yang berarti "sungai yang hidup" seakan menjadi cerminan denyut nadi desa ini, yang hidup dari kesuburan tanahnya dan aliran air terjunnya yang menawan. Desa ini dikenal sebagai salah satu sentra penghasil durian lokal unggulan dan rempah-rempah, sekaligus menjadi rumah bagi Curug Sidandang, destinasi wisata alam andalan Kabupaten Purworejo. Sinergi antara agrikultur dan pariwisata inilah yang menjadi motor penggerak utama perekonomian dan kemandirian Desa Kaliurip.
Geografi dan Demografi
Secara geografis, Desa Kaliurip terletak di area lembah yang diapit oleh perbukitan, dengan aliran Sungai Loning yang membelah wilayahnya. Topografi ini menciptakan iklim mikro yang sangat ideal untuk pertumbuhan berbagai jenis tanaman perkebunan, terutama durian dan cengkeh. Menurut data resmi pemerintah kecamatan, luas wilayah Desa Kaliurip yaitu sekitar 2,87 kilometer persegi. Lahan di desa ini mayoritas dimanfaatkan sebagai perkebunan rakyat (tegalan), hutan dan sebagian kecil persawahan di area yang lebih landai.Adapun batas-batas administratif Desa Kaliurip ialah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Rejowinangun
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bedono Karangduwur
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kaliglagah
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Gunung Condong dan Desa Waled
Berdasarkan data kependudukan terakhir yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Purworejo, Desa Kaliurip dihuni oleh 2.175 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, maka tingkat kepadatan penduduknya ialah sekitar 758 jiwa per kilometer persegi. Sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup sebagai petani, pekebun, dan peternak, serta sebagian lainnya kini mulai terlibat aktif dalam sektor pariwisata seiring berkembangnya Curug Sidandang.
Tata Kelola Pemerintahan Desa
Pemerintahan Desa Kaliurip, yang terdiri dari Kepala Desa dan perangkatnya, menjalankan roda administrasi dan pembangunan dengan pendekatan yang partisipatif. Menyadari potensi ganda yang dimiliki desa, kebijakan pembangunan diarahkan untuk mendukung kedua sektor utama secara seimbang. Pembangunan infrastruktur, seperti perbaikan jalan menuju sentra-sentra perkebunan dan akses menuju lokasi wisata, menjadi prioritas utama dalam alokasi Dana Desa.Kepala Desa Kaliurip mengungkapkan pentingnya kolaborasi dalam mengelola potensi desa. "Potensi pertanian dan pariwisata harus berjalan beriringan. Kami di pemerintah desa bertugas memfasilitasi, sementara pelaksana di lapangan ialah kelompok tani untuk sektor pertanian dan Pokdarwis untuk sektor pariwisata. Sinergi ini kunci keberhasilan kami," ujarnya. Pemerintah desa juga aktif dalam menjembatani komunikasi antara masyarakat dengan dinas-dinas terkait untuk mendapatkan program pelatihan dan bantuan teknis.
Potensi Ekonomi: Durian, Cengkeh, dan Kambing Etawa
Perekonomian Desa Kaliurip berakar kuat pada sektor agraris. Komoditas yang menjadi primadona dan paling dinantikan setiap tahunnya ialah durian. Durian lokal Kaliurip dikenal memiliki cita rasa yang khas, dengan daging buah yang tebal, legit, dan sedikit pahit. Saat musim panen tiba, desa ini berubah menjadi destinasi bagi para pencinta durian dari berbagai daerah yang datang langsung untuk membeli dari petani.Selain durian, cengkeh menjadi komoditas perkebunan andalan lainnya yang memberikan kontribusi signifikan bagi pendapatan warga. Pohon-pohon cengkeh tumbuh subur di lereng-lereng perbukitan dan menjadi `tabungan` tahunan bagi para petani. Di samping itu, sektor peternakan kambing Peranakan Etawa (PE) juga berkembang pesat. Kondisi alam yang kaya akan pakan hijauan sangat mendukung budidaya kambing etawa, baik untuk produksi susu maupun sebagai ternak pedaging dan bibitan.
Pengembangan Pariwisata dan UMKM di Curug Sidandang
Daya tarik utama yang mengangkat nama Desa Kaliurip ke panggung yang lebih luas ialah Curug Sidandang. Air terjun ini memiliki keunikan berupa undakan-undakan batuan besar yang menyerupai dandang (alat menanak nasi tradisional), di mana air mengalir deras membentuk kolam-kolam alami berwarna hijau toska yang jernih. Keindahan inilah yang menjadikannya sebagai salah satu destinasi wisata paling favorit di Purworejo.Pengelolaan Curug Sidandang dilakukan secara profesional oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) "Rawa Sida", yang beranggotakan pemuda dan masyarakat setempat. Mereka mengelola mulai dari tiket masuk, keamanan, kebersihan, hingga fasilitas penunjang seperti toilet, musala, dan warung-warung kuliner. Keberhasilan pengelolaan berbasis masyarakat ini tidak hanya menjaga kelestarian alam, tetapi juga memastikan bahwa manfaat ekonomi dari pariwisata dirasakan langsung oleh warga desa.Kehadiran ribuan wisatawan setiap bulannya telah menumbuhkan ekosistem UMKM yang hidup. Warung-warung di sekitar lokasi wisata menyajikan aneka makanan dan minuman, termasuk kuliner khas lokal. Para ibu rumah tangga memproduksi aneka oleh-oleh seperti keripik dan makanan ringan lainnya. Sektor jasa seperti parkir dan pemandu lokal juga menyerap tenaga kerja dari desa.
Kehidupan Sosial dan Infrastruktur
Masyarakat Desa Kaliurip hidup dalam suasana pedesaan yang kental dengan semangat gotong royong dan kebersamaan. Kegiatan sosial dan keagamaan menjadi sarana untuk mempererat hubungan antarwarga. Keterlibatan aktif masyarakat dalam pengelolaan potensi desa, baik melalui kelompok tani maupun pokdarwis, menunjukkan tingkat kesadaran dan partisipasi publik yang tinggi.Infrastruktur di Desa Kaliurip terus ditingkatkan untuk menunjang aktivitas ekonomi dan pariwisata. Jalan utama menuju desa dan lokasi Curug Sidandang sudah dalam kondisi beraspal dan dapat diakses dengan mudah oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Jaringan listrik dan sinyal telekomunikasi juga sudah cukup stabil, mendukung promosi wisata secara digital. Fasilitas pendidikan dan kesehatan dasar juga telah tersedia untuk melayani kebutuhan warga.
Prospek dan Tantangan Masa Depan
Desa Kaliurip memiliki prospek masa depan yang sangat cerah sebagai desa agro-wisata terpadu. Peluang terbesar terletak pada integrasi yang lebih dalam antara sektor pertanian dan pariwisata. Paket wisata "Petik Durian di Kebun dan Mandi di Curug" merupakan salah satu konsep yang sangat potensial untuk dikembangkan. Selain itu, hilirisasi produk pertanian, seperti pembuatan dodol durian atau sirup cengkeh, dapat menjadi oleh-oleh khas yang memperkuat citra desa.Namun tantangan juga ada di depan mata. Overtourism atau kunjungan wisatawan yang berlebihan berisiko merusak kelestarian alam Curug Sidandang jika tidak dikelola dengan bijak melalui pembatasan pengunjung atau penerapan sistem zonasi. Di sektor pertanian, perubahan iklim dan serangan hama menjadi ancaman laten bagi keberlangsungan panen. Regenerasi petani durian dan cengkeh juga menjadi isu penting yang perlu disikapi.Dengan manajemen yang baik, semangat kolaborasi yang kuat, dan inovasi yang berkelanjutan, Desa Kaliurip memiliki semua modal untuk terus tumbuh. Desa ini membuktikan bahwa aroma durian dan gemercik air terjun dapat berpadu harmonis, menciptakan simfoni kesejahteraan bagi seluruh masyarakatnya.
